Langsung ke konten utama

Postingan

Sholat Wajib

1. 5 Waktu Sholat Wajib dan Rekaatnya Waktu Mengerjakan Salat Wajib dan Rakaatnya Salat Shubuh, dimulai sejak muncul fajar shaddiq atau cahaya putih, melintang di ufuk timur sampai ketika matahari terbit. Berjumlah 2 rakaat. Salat Dzuhur, dimulai setelah condong matahari dari pertengahan langit. Berakhir waktu bila bayang-bayang benda/sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu itu. Berjumlah 4 rakaat, 2 tahiyat. Salat Ashar, waktunya dimulai dari habisnya waktu Dzuhur sampai terbenamnya matahari. Kalau dalam Mazhab Hanafi jika panjang bayangan dua kali panjang benda. 4 rakaat, 2 tahiyat. Salat Maghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai hilangnya syafaq (awan senja merah). Berjumlah 3 rakaat, 2 tahiyat, 1 salam. Salat Isya, waktunya sejak terbenam waktu syafaq (awan senja) hingga terbit fajar shaddiq. Berjumlah 4 rakaat, 2 tahiyat. 2. Syarat Sah Sholat Layaknya berbagai ibadah lainnya dalam agama islam, dalam sholat juga dikenal adanya syarat sah yang harus dipenuhi.
Postingan terbaru

Wudhu

Perintah untuk melakukan wudhu sebelum sholat disampaikan langsung dari Allah Swt. Perintah wudhu tersebut terdapat dalam surah al maidah, ayat 6, yang artinya seperti di bawah ini: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki". Begitu pentingnya berwudhu untuk umat islam, sehingga setiap umat islam seharusnya menguasai cara wudhu yang baik dan benar. Berikut hal-hal beserta tata cara wudhu yang harus umat islam tahu, dirangkum dari berbagai sumber. 1. Rukun dan Sunnah Wudhu Meski wudhu merupakan bagian dari rukun ibadah sholat, ternyata berwudhu juga mempunyai rukunnya sendiri. Artinya, wudhu memang harus dilakukan dengan sesuai dengan rukun tersebut. Tidak boleh ada yang terlewat. Sebab, jika ada yang terlewat bisa mengakibatkan wudhu menjadi tidak sah. Rukun wudhu itu di antaranya sebagai berikut. - niat, - membasuh

PENGERTIAN, MACAM, DAN CARA THAHARAH

PENGERTIAN THAHARAH Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam. Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat : 6 [5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Thaharah atau bersuci

Mandi Wajib

Terdapat beberapa penyebab mandi wajib. Maka dari itu terdapat beberapa bacaan niat atau doa mandi wajib. Niat mandi wajib (umum) Niat mandi wajib secara umum merupakan niat mandi wajib yang dapat digunakan untuk tujuan umum mensucikan diri dari hadast besar. نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى “Nawaitul Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aala.” Artinya : “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadast besar fardhu karena Allah ta’aala.” Niat mandi wajib setelah haid Haid merupakan peristiwa keluarnya darah dari kelamin perempuan akibat sel telur yang tidak dibuahi oleh sel sperma. Hal ini dipengaruhi oleh hormon FSH-Estrogen atau LH-Progesteron . Peristiwa haid pada umumnya terjadi setiap bulan pada perempuan. نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى “Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Haidil Lillahi Ta’ala.” Artinya :“Aku niat mandi wajib untuk mensucikann hadast besar dari haid karena Allah Ta’al

Pengolahan Rinjing di Negara

Menengok Pusat Produksi Rinjing di Nagara: Olahan rijing Acil Isaq Desa Banua Hanyar Rt.03 Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Khairiansyah , Nagara PAGI-PAGI, beberapa pekerja di Perusahaan Rinjing Acil Isaq Daha Selatan terlihat sibuk. Ada yang bikin cetakan, ada yang bikin adonan alumunium, menekan cetekan, membersihkan kuping wajan hingga memuluskan permukaan wajan. Mereka bekerja dari pagi hingga menjelang Salat Ashar. Pemilik perusahaan adalah Acil Isaq (57). Ia bisa dikatakan pemilik perusahaan spesialis wajan dengan 16 ukuran. Paling kecil ukuran se-kilan, paling besar dengan diameter 50 sentimeter. Acil Isaq sudah menekuni usaha ini sejak tahun 90-an. Ia punya 7 karyawan yang juga merupakan warga Desa Banua Hanyar dan ada dari Desa Tambangan Kecamatan Daha Selatan. Dalam sehari, ia memerlukan sekitar 300 kilogram bahan baku alumunium. Bahan baku ini didapatkan dari produk-produk berbahahan alumunium bekas kemudian didaur ulang di dalam pabriknya.